Monday 12 October 2009

Persepsi Komunikasi dan Kebudayaan Terhadap Etnis Tionghoa

Komunikasi dan Kebudayaan Etnis Tionghoa
 Persepsi Pribadi.
Persepsi pribadi saya terhadap warga keturunan Tionghoa bermacam-macam, walaupun saya dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkup keluarga keturunan Tionghoa yang masih berurat akar pada kebudayaan nenek moyang, terutama dari pihak ibu saya.
Warga keturunan Tionghoa merupakan orang Indonesia yang mempunyai garis keturunan Cina atau Tionghoa, baik secara langsung maupun yang sudah berlangsung lama, entah dari nenek/kakek, atau bahkan dari perkawinan antara sesama warga Tionghoa. Dari saya sendiri, saya mendapatkan garis keturunan Tionghoa dari kedua belah pihak, yaitu dari bapak dan ibu saya. Yang menjadi perbedaan adalah, ayah saya merupakan warga Jakarta keturunan Tionghoa. Dalam hal ini, banyak warga keturunan Tionghoa, yang tidak dapat berbicara bahasa asalnya baik lisan maupun tulisan. Kebanyakan hal ini terjadi karena silsilah keluarga sudah sangat jauh, dan telah menetap di Indonesia dalam kurun waktu yang cukup lama sehingga bahasa sehari-hari sudah bukan merupakan bahasa Mandarin atau dialek lain.
Sedangkan dari keluarga ibu saya, merupakan sebuah keluarga dengan keturunan langsung yaitu dari kakek saya yang bermigrasi dari RRC menuju ke Pulau Sumatra, tepatnya di kota Pematang Siantar. Di kota tersebut, perbendaharaan bahasa asal masih dijaga dengan penuh, berhubung penduduknya sebagian besar merupakan warga keturunan. Hal-hal yang menjadi dasar kekaguman saya terhadap masyarakat keturunan Tionghoa dari Pematang Siantar dan juga dari daerah-daerah lain, seperti Medan, Bangka, dan Padang antara lain, mereka masih benar-benar menghormati leluhur dan nenek moyang. Hal ini ditandai dengan ditempatkannya altar-altar persembahan berikut hio untuk dibakar yang ditujukan kepada leluhur atau sanak keluarga yang sudah meninggal. Hal ini merupakan hal yang lumrah diadakan setiap hari, biasanya diadakan pada pagi hari sebelum memulai kerja, dan malam hari ketika semua penghuni rumah sudah berada di rumah.
Yang menjadi puncak kekaguman saya adalah, walaupun para anggota keluarga sudah mempunyai agama masing-masing (dalam hal ini, keluarga saya merupakan penganut agama Katolik) tetap tidak menjadi penghalang untuk berdoa kepada leluhur dan nenek moyang, walaupun hanya sekedar untuk menyampaikan salam penghormatan. Akan tetapi ritual sembahyang tetap dilakukan, yang menjadi ritual utama pada umumnya dilakukan setiap tahun sekali, yaitu prosesi perayaan tahun baru Imlek, Ceng Beng (penghormatan bagi setiap arwah yang sudah meninggal), Cap Go Meh (perayaan pada saat bulan baru), dan sebagainya.
Selain itu, warga keturunan Tionghoa pada umumnya mudah untuk bersosialisasi dengan orang lain, enak untuk diajak bicara, dan juga merupakan orang-orang yang mudah dipercaya. Hal ini saya lihat, dari kepandaian bersilat lidah, kemampuan untuk menarik orang lain ke dalam pembicaraan, dan juga kepandaian dalam mencari peluang berbisnis. Tidak dapat dipungkiri, bahwa roda perekonomian Indonesia sedikit banyak juga mendapat sumbangsih dari warga keturunan Tionghoa yang menjadi seorang pengusaha sukses. Banyak yang beranggapan hal ini dipengaruhi dari saat abad ke 14 dan 15, pada saat perdagangan saudagar-saudagar Cina yang melakukan perdagangan di selat Malaka dan Sunda. Hal ini membawa pengaruh yang cukup signifikan terhadap garis keturunan mereka.
Selain itu, dalam hal kuliner, masyarakat Tionghoa juga membawa pengaruh yang cukup signifikan, ditandai dengan menjamurnya restoran-restoran Chinese Food yang bahkan sering kali pemiliknya bukanlah seorang warga keturunan. Selain itu dapat dilihat juga dari pedagang mie ayam keliling, yang walaupun bukan warga keturunan, dapat menyajikan mie ayam dengan bumbu dan resep yang sama seperti aslinya. Hal ini tentunya semakin menambah keanekaragaman budaya Indonesia. Selain itu, seiring dengan semakin terbukanya pemikiran masyarakat, hingga kini masyarakat Tionghoa dengan masyarakat pribumi dapat hidup berdampingan dengan damai, hal yang tidak mudah dilakukan pada saat rezim Orde Baru.
 Persepsi Masyarakat

Persepsi masyarakat secara umum terhadap warga keturunan Tionghoa beranekaragam. Mulai dari yang negatif seperti licik, picik, egois, suka menang sendiri, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan, suka menipu, dan sebagainya. Banyak orang yang beranggapan bahwa etnis Tionghoa merupakan orang yang patut diwaspadai, hal ini saya anggap kurang bisa mewakili, karena merupakan persepsi dari satu-dua orang saja. Saya mengakui bahwa memang benar banyak warga keturunan Tionghoa yang picik dan suka memanfaatkan orang lain, sehingga benar-benar merusak citra dari suku Tionghoa itu sendiri.

Hal-hal positif yang merupakan anggapan dari masyarakat adalah etnis Tionghoa merupakan pebisnis handal yang mampu memanfaatkan setiap peluang, seseorang yang taat dan hormat terhadap leluhur dan nenek moyang, merupakan etnis yang mengekspresikan dirinya secara terbuka, etnis dengan akar kebudayaan unik yang terpelihara hingga sekarang, dan juga etnis yang selalu berkumpul bersama keluarga dalam merayakan hari besarnya.
Walaupun begitu, banyak yang masih beranggapan bahwa masyarakat Tionghoa merupakan suku yang rasis, berdasarkan pada sikap dan tingkah laku sehari-hari dari masyarakatnya. Sependengaran saya, pada saat rezim Orde Baru, masyarakat Tionghoa secara tidak adil dibatasi hak-haknya, seperti contoh tidak boleh merayakan hari besar Imlek, dan sebagainya. Oleh karena itu secara tidak langsung muncul sebuah trauma yang mendalam dalam diri masyarakat Tionghoa pada umumnya. Akan tetapi seiring dengan perubahan zaman, perubahan konstitusi dimana masyarakat Tionghoa dapat kembali merayakan hari-hari besarnya, dan juga boleh untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, hal-hal ini secara sedikit demi sedikit dan berkontinu dapat dikurangi.
 Perbandingan Persepsi Pribadi dengan Persepsi Masyarakat

Secara khusus, sedikit demi sedikit persepsi negatif orang lain terhadap etnis Tionghoa akan terkikis hingga mungkin akan hilang, jikalau setiap penduduk dapat hidup berdampingan dengan damai tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan. Yang saya lihat dalam kehidupan Jakarta sekarang ini, masyarakat dalam berbagai latar-belakang sudah mampu menerima keunikan dari masyarakat berlainan ras. Walaupun begitu, kadangkala masih terdapat anjuran dari sesepuh keluarga, seperti tradisi perkawinan dengan sesama warga keturunan, sehingga halangan walaupun sedikit masih tetap ada.
Hal-hal seperti ini dianggap sebagai suatu tradisi yang harus dijaga, dalam hal berketurunan Tionghoa. Walaupun begitu pemikiran-pemikiran dari orang lain sedikit banyak bertolak belakang dengan pandangan saya. Mungkin hal ini disebabkan karena semakin berkembangnya zaman, maka pemikiran saya semakin terbuka, yaitu menilai orang lain bukan dari ras masing-masing individu. Oleh karena itu saya kurang menyetujui tradisi perkawinan antar etnis Tionghoa. Walaupun begitu, sedapat mungkin konflik dengan masyarakat lain mampu dikurangi, dan akhirnya dapat hidup berdampingan dengan damai.

FM and AM

One of these frequencies is applied to an amplifier. Because the IF amplifier operates at a single frequency, it can be built to optimum selectivity and gain. The tuning control on a radio receiver adjusts the local oscillator frequency. If the incoming signals are above the threshold of sensitivity of the receiver and if the receiver is tuned to the frequency of the signal, it will amplify the signal and feed it to circuits that demodulate it, i.e., separate the signal wave itself from the carrier wave.
There are certain differences between AM and FM receivers. In an AM transmission the carrier wave is constant in frequency and varies in amplitude (strength) according to the sounds present at the microphone ; in FM the carrier is constant in amplitude and varies in frequency. Because the noise that affects radio signals is partly, but not completely, manifested in amplitude variations, wideband FM receivers are inherently less sensitive to noise. In an FM receiver, the limiter and discriminatorstages are circuits that respond solely to changes in frequency. The other stages of the FM reciever are similar to those of the AM receiver but require more care in design and assembly to make full use of FM’s advantages. FM is also used in television sound systems. In both radio and television receivers, once the basic signals have been separated from the carrier wave they are fed to a loudspeaker or a display device (usually a cathode-ray tube), where they are converted into sound and visual images, respectively.

structural functional

Pengantar
Istana Negara, Gedung Putih, Gedung DPR, Gedung Gubernur, mobil Mercy, mobil BMW, pria berotot, wanita cantik gemulai, dan gedung body lainnya adalah merupakan struktur. Sedangkan gerakan, aktivitas, sistem, hasil, serta dinamika semua lembaga tersebut adalah fungsi. Adapun gaya yang dipakai orang yang disebut tradisi , perilaku, dan visioner dikenal dengan pola pendekatan dan pertunjukkan kemampuan atau kekuatan serta popularitas kedalam maupun keluar disebut dengan kapabilitas. Struktu, fungsi, pendekatan, dan kapabilitas yang dimaksud diatas adalah semuanya dikaitkan dengan sistem politik.

A. STRUKTUR DAN FUNGSI
1. Pengertian dan definisi
Struktur politik berasal dari dua kata yaitu struktur dan politik. Struktur berarti badan atau organisasi, sedangkan plitik berarti urusan negara. Jadi secara harafiah struktur politik adalah badan atau organisasi yang berkenaan dengan urusan negara. Untuk itu struktur politik selalu berkenaan dengan alokasi nilai-nilai yang bersifat otoritatif, yaitu yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan. Sebagaimana Bertrand Russel mengatakan bahwa kekuasaan adalah konsep yang mendasar dalam Ilmu Sosial, seperti halnya energi dalam konsep Ilmu Alam.
Menurut Muhtar Afandi, Kekuasaan adalah kapasitas, kapabilitas, atau kemampuan untuk mempengaruhi, meyakinkan, mengendalikan, menguasai dan memerintah orang lain.
Dari pendapat tersebut diatas, terlihat bahwa kekuasaan merupakan fokus inti dari politik. Sedangkan politik sendiri mempunyai fokus utama adalah keputusan (Morton R.Davis). keputusan yang dimaksud adalah keputusan yang menyangkut kepentingan keseluruhan masyarakat dan bersifat dapat dipaksakan berlakunya.
2. Struktur Politik
Struktur adalah pelembagaan hubungan organisasi antara komponen-komponen yang membentuk bangunan itu. struktur politik sebagai satu spesies struktur pada umumnya, selalu berkenaan dengan alokasi-alokasi nilai yang bersifat otoratif yaitu yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan. Kekuasaan merupakan substansi pokok pembahasan ilmu politik. Ia merupakan hal pokok seperti energi dalam konsep ilmu alam (Bertrand Russel). Kekuasaan adalah sebuah kapasitas, kapabilitas, atau kemampuan untuk mempengaruhi, meyakinkan, mengendalikan, menguasai, dan memerintah orang lain. kapasitas demikian erat hubungannya dengan wewenang (authority), hak (right), dan kekuatan (force, naked power).
Karl W. Deutsch memberikan makna terhadap hakikat politik: Politik berkenaan dengan pencapaian tujuan masyarakat, bidang tugasnya ialah keputusan yang menyangkut kepentingan seluruh masyarakat dan bersifat mengikat dan dapat dipaksakan berlakunya. Politik adalah satu proses dalam mana masyarakat memutuskan bahwa aktivitas tertentu adalah lebih baik dari yang lain dan harus dilaksanakan.
Struktur politik dapat diklasifikasikan menjadi bangunan yang nampak secara jelas(konkret) dan juga tidak jelas.
a. Mesin Politik: Informal (Infrakstruktur Politik)
Mesin politik informal (Infrakstruktur Politik) adalah mesin politik yang ada dalam masyarakat yang tidak memiliki pengaruh secara langsung dalam pembuatan keputusan politik negara, seperti, perubahaan UUD, pembuatan UU, pembuatan keputusan politik lainnya, yang berlaku umum dan memaksa bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Faktor yang bersifat informal (tidak atau kurang resmi) yang dalam kenyataan mempengaruhi cara kerja aparat masyarakat untuk mengemukakan, menyalurkan, menerjemahkan, mengkonversikan tuntutan, dukungan yang berhubungan dengan kepentingan umum. Kelompok ini termasuk golongan penekan, alat komunikasi massa, dan lain-lain. struktur semacam ini dapat berupa tatanan atau pranata yang tak tampak secara jelas tetapi berpengaruh, dan eksistensinya dapat dirasakan karena adanya fungsi-fungsi yang mengalir sehingga pendekatan yang digunakan kemudian disebut structural functional.
Yang termasuk dalam resmi dan kurang resmi :
1. Pengelompokan masyarakat atas dasar persamaan sosial ekonomi, walaupun tidak nampak sebagai asosiasi tapi juga memiliki kekuatan, minimal memberikan dasar sikap mental (mental attitude) kelompok tertentu sehingga memiliki forces of revolution. Pengelompokan tersebut terdiri dari golongan tani, golongan pekerja/buruh, golongan profesional, kelas menengah, golongan intelegensia.
2. Pengelompokan atas dasar perbedaan cara, gaya, di satu pihak dan pengelompokan atas dasar kesadaran akan adanya persamaan jenis-jenis tujuan. Karena seringkali bersifat terorganisir dan mempunyai struktur sehingga membentuk assasional politik (politic assational groups). Yang termasuk dalam kategori ini adalah golongan anggota organisasi sosial non politik, golongan agama/spiritual, golongan seniman, golongan media massa dan lain-lain.
3. Pengelompokan masyarakat atas dasar kenyataan dalam kehidupan politik rakyat yang satu sama lain mengemban fungsi dan peranan politik tertentu, yang secara konvensional dikenal dalam setiap sistem politik. Kategoriu ini antara lain : partai politik, golongan kepentingan, golongan penekan, tokoh politik, dan media komunikasi politik.

Restaurant Analysis

Analisis saya mengenai R.AJA’S restoran yang terletak di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta secara garis besar sudah termasuk dalam kategori baik. Mengapa saya bicara baik? Karena dalam kuisioner mereka, secara lengkap dan lugas mampu menampung saran dan kritik dari konsumen. Namun menurut saya, kuisioner tersebut masih terdapat kekurangan.

Pertanyaan-pertanyaan yang mereka hadirkan memang menarik. Seperti bagaimana konsumen bisa mengenal R.AJA’S, jenis makanan dan minuman apa yang dipesan konsumen, kunjungan yang pertama atau lebih, pendapat konsumen mengenai makanan, minuman, penyajian, pelayanan, kebersihan, suasana, musik dan harga. Serta tidak lupa saran dan kritik dari konsumen yang diminta oleh pihak R.AJA’S sendiri.

Hal yang patut disayangkan menurut saya yang mereka tidak pertanyakan adalah bagaimana lokasi keberadaan R.AJA’S itu sendiri. Mereka tidak menanyakan apakah menurut konsumen lokasi R.AJA’S sudah strategis, ramai, dan mudah terlihat oleh para calon konsumen. Pemilihan lokasi yang strategis dan tepat sangat penting karena dapat meningkatkan pendapatan atau bahkan malah dapat mengurangi pendapatan dari restoran itu tersebut.

Pantauan mengenai lokasi akan sangat membantu bagi pihak-pihak terkait, sehingga andaikata lokasi R.AJA’S tidak termasuk strategis untuk konsumen, maka pihak manajemen bisa bertindak cepat dengan cara memindahkan lokasi ke tempat yang lebih disukai konsumen, atau bahkan stategi marketingnya bisa diubah. Sebagai contoh : apabila lokasi R.AJA’S terletak di sebuah pusat perbelanjaan yang kebanyakan didatangi oleh para orang tua, maka segmen pasar R.AJA’S dapat berubah dari remaja menjadi ke orang dewasa. Ini hanya contoh dari berbagai macam tindakan yang dapat dilakukan.

Dengan demikian menurut saya kuisioner tersebut hanya mempunyai satu buah kekurangan. Oleh karena itu secara keseluruhan kuisioner ini sudah mampu menampung kritik dan saran dari konsumen. Pemilihan pertanyaan yang tepat dari pihak R.AJA’S akan sangat membantu baik untuk konsumen maupun untuk R.AJA’S sendiri. Dan saya harapkan dengan adanya kuisioner ini maka R.AJA’S mampu lebih berkembang dalam memenuhi permintaan konsumen sehingga dapat mendapatkan keuntungan bagi R.AJA’S dan kepuasan bagi para konsumen.

Batik

Traditional clothes are one of the most important things that need to be developed in every single countries, including Indonesia. Clothes are including in the primary needs, along with food and shelter. Every country in the world has its own traditional clothes that represents the country’s itself. In Indonesia, there are 33 provinces that has its own traditional clothes, such as North Sumatra with Ulos, Java with Kebaya and Batik, Papua with Koteka, and many more. Each type of clothes was affected by culture, religion, and nature. In the past decades, Batik was known as a formal clothes that was being worn only if there was a wedding, a ceremony, or any formal occasions. Nowadays, Batik was modified into a piece of cloth that is casual, depends on the model, and also it could be formal in the same time. Some people even matched it with jeans. Batik has many designs, patterns, and colours. Some people believe that if they see others, especially women wearing batik, whatever the model is, the cloth will show the unique characteristic, and the traditional Indonesian women’s beauty. It also could promoted the Indonesian’s culture, with its unique designs, and therefore could attract non domestic tourists to Indonesia. Automatically, it will also increase the country’s profit, create new jobs for thousands of people, and we could conserved the nation’s culture.

The list of questions

1. The use of Dangdut concerts to promote political parties in Indonesia contradicts the image each party portrays to the general public through written media. Do you agree or disagree with this statement?
2. A high rate of pollution is caused by public transportation in Indonesia. However, due to the cost, it is very difficult to modify the transportation to be Eco-friendly. What do you suggest the government should do in order to solve this problem?
3. The youth of Indonesia is losing touch with its cultural heritage. Do you agree with this statement? If so, what do you suggest the government should do to solve the problem?
4. Choose 3 pillars from the 10 pillars of LSPR and explain how they can be applied to a person’s everyday life. Use reasons and examples to support your response.
5. “freedom of press threatens the stability of society.” Do you agree of disagree with this statement?
6. What can Indonesia do to increase awareness of Autism?
7. What do you think are the main causes for Women Trafficking in South Asia?
8. What ways can the internation community reduce the instances of chile labour in multi-national factories?
9. People in Indonesia are now reverting to traditional medicine because of the lack of trust in the medical system and doctors in general. What can be done to improve the medical system and change its image?
10. Dynamite and cyanide fishing are still carried out within certain areas if Indonesia. What is the environmental impact on the ecosystem?
11. “due to their fame, an artist is expected to sacrifice a certain amount of personal provacy.” Do you agree or disagree with the statement?
12. What should be done to improve the quality of the Indonesian education system?
13.

the effect of global crisis

Sebagai akibat lanjut dari krisis sub-prime mortgage Departemen Keuangan Amerika mengambil alih perusahaan perumahan terbesar Fannie Mae dan Freddie Mac pada awal September ini. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bangkrutnya Lehman Brothers dan Merrill Lynch (yang kemudian diakuisisi Bank of America). Walaupun bank sentral AS telah menyuntik pasar sebesar US$ 70 miliar, Indeks Dow Jones tetap jatuh 4,4%, atau terbesar sejak September 2001. Selanjutnya bursa-bursa Eropapun berjatuhan pada tanggal 15 September 2008.

Akhirnya Pemerintah Bush angkat tangan dan meminta Kongres menyetujui paket penyelamatan ekonomi berupa dana talangan pemerintah/bailout sebesar US$ 700 miliar pada tanggal 18 September 2008. Saat itu Kongres menolak yang direspon dengan terus bergejolaknya pasar saham dan diakhiri dengan turunnya indeks Dow Jones sebesar 778 poin, yang merupakan penurunan terbesar dalam sejarah pada tanggal 29 September 2008.

Walaupun Presiden Bush telah menandatangani Undang-undang Stabilisasi Ekonomi Darurat 2008 pada tanggal 3 Oktober 2008, bursa-bursa dunia terus meluncur ke bawah dan paling parah Indonesia. Bahkan, pada tanggal 8 Oktober pukul 11.06 WIB bursa saham Indonesia tutup sementara saat indeks 1.451,67, atau turun 10,3% dibandingkan hari sebelumnya.

Pada tanggal 27 Oktober, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun menjadi 1.166,4 dan rupiah anjlok ke level Rp 10.663/USD setelah sebelumnya pada 23 Oktober tembus nilai psikologis Rp 10.035/USD. Kondisi ini dianggap akan mengancam sektor finansial Indonesia, sehingga beberapa kebijakan diambil oleh pemerintah dan Bank Indonesia.


Kebijakan Yang Diambil

a. Pengamanan Pasar Finansial
Hal ini dilakukan dengan cara menghindari mark to market atas portofolio dalam bentuk Surat Utang Negara (SUN) serta memberi kebebasan emiten melakukan buyback pada satu hari bursa tanpa pembatasan pembelian dari volume perdagangan harian. Emiten juga diberi kesempatan untuk membeli kembali saham, terutama yang mengalami koreksi tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) saat IHSG anjlok dan perdagangan dihentikan otoritas bursa.

Disamping itu, pemerintah akan mempercepat pencairan belanja kementrian untuk melonggarkan likuiditas. Pemerintah juga dapat mengambil langkah hukum bagi pihak-pihak yang memunculkan rumor atau melanggar aturan dan menimbulkan kepanikan pasar saham. Revisi auto rejection (naik/turunnya harga saham maksimal hanya 10% dari sebelumnya 30%) juga diterapkan.

b. Pengamanan Likuiditas

Kebijakan ini direalisasikan dengan antara lain pemerintah akan menyediakan pasokan valas bagi korporasi, menurunkan rasio Giro Wajib Minumum (GWM) valas dari 3% menjadi 1%, pencabutan pasal 4 PBI No.7/1/2005 tentang batasan Posisi Saldo Harian Pinjaman Luar Negeri Jangka Pendek, penyederhanaan perhitungan GWM rupiah 7,5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari 5% GWM utama (statutory reserve) dan 2,5% GWyang menurut Menteri Keuangan sudah mencakup 90% dana pihak ketiga dan 97% rekening nasabah.

Kebijakan lain adalah turunnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Bank Indonesia (amandemen Pasal 11 UU No 3/2004) terkait dengan pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek, yang mana BI dapat menerima portofolio kredit yang berkolektibilitas lancar untuk dijadikan agunan pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek M sekunder (secondary reserve).
Kebijakan yang cukup melegakan nasabah bank adalah dinaikkannya jaminan dana nasabah dari Rp 100 juta menjadi Rp 2 miliar oleh Lembaga Penjamin Simpanan.

Dampak Ke Sektor Ekonomi

Jika dilihat pada survei persepsi pasar triwulan ketiga 2008 yang dilakukan oleh Bank Indonesia, nampak bahwa dunia usaha nampaknya masih optimis bahwa pertumbuhan ekonomi masih bisa mencapai level sedikit di atas 6,4% dengan tingkat inflasi 11,1%-12,0% dan nilai rupiah pada kisaran Rp 9.250-9.500/USD. Namun dengan melihat kondisi pasar finansial yang terus memburuk di permulaan triwulan keempat ini apakah ekonomi Indonesia masih akan dapat bertahan?

Dampak ke sektor ekonomi akan terjadi jika terjadi pelarian modal, yang mengakibatkan kurs rupiah melemah tajam dan suku bunga meningkat yang bertahan selama lebih daripada 3 bulan. Akibat anjloknya nilai rupiah, inflasi akibat impor (imported inflation) akan melonjak sehingga biaya produksi meningkat tajam. Kondisi ini akan mengakibatkan daya saing produk Indonesia menurun di pasar internasional karena harganya menjadi lebih mahal untuk mengejar naiknya harga bahan baku. Selain itu di dalam negeri juga akan tersaingi oleh produk sejenis dari negara-negara lain yang lebih murah harganya (Cina, Vietnam, dll).

Pada akhirnya, industri dalam negeri akan kesulitan berproduksi dan kondisi bertambah berat jika bank-bank juga untuk sementara menghentikan pemberian kredit melihat situasi yang kurang kondusif. Kemungkinan terburuk adalah ketidakmampuan industri untuk mengembalikan cicilan hutang kepada bank, yang pada akhirnya akan meningkatkan kredit bermasalah bank.

Menurut Chatib Basri (dalam Majalah Tempo, 26 Oktober 2008, hal 116-117) dampak krisis finansial yang bermula di AS mungkin agak lebih lambat dan kecil pengaruhnya pada ekonomi Indonesia, karena adanya integrasi jaringan produksi (production network) dimana negara-negara di Asia Tenggara banyak mengekspor bahan mentah dan barang antara ke pusat-pusat jaringan produksi seperti Cina, Korea dan Jepang. Walaupun demikian, karena konsumen akhir dari barang jadi itu juga negara-negara maju, cepat atau lambat Indonesia akan terkena dampak juga.

Perlambatan ekonomi AS juga akan menurunkan ekspor Indonesia ke AS yang sekitar 12 persen dari total ekspor Indonesia. Basri juga yakin bahwa ekonomi Indonesia akan terpengaruh dari sisi jalur finansial yang mungkin lebih besar daripada jalur perdagangan tadi. Karena kerugian akibat subprime mortgage yang berlanjut menjadi krisis finansial, lembaga-lembaga keuangan yang bermasalah tersebut akan memerlukan rekapitalisasi, yang implikasinya adalah menarik uangnya keluar dari berbagai negara. Para investor juga memindahkan asetnya ke instrumen yang lebih aman seperti US Treasury Bills dan obligasi pemerintah AS sehingga dolar menyusut jumlahnya di pasaran, sehingga beberapa mata uang terdepresiasi terhadap dolar.
Produk ekspor yang diperkirakan akan mengalami dampak akibat tingginya persaingan di pasar internasional terkait dengan pelemahan pasar di AS, Uni Eropa dan Jepang antara lain tekstil & produk tekstil (TPT), produk karet, produk kayu, pulp & kertas, minyak sawit dan produk-produk logam. Di sisi lain, sebagai pasar yang sangat potensial Indonesia dipastikan akan kebanjiranproduk impor terutama dari China, India, Singapura dan negara Asia lainnya yang mengalihkan pasar utama mereka dari AS ke Asia. Produk tersebut antara lain TPT, baja, produk elektronik, keramik, makanan & minuman serta produk kayu. Sementara itu rencana ekspansi industri baik berupa perluasan dan investasi terutama pada industri padat modal (baja, petrokimia, semen, alas kaki dan produk otomotif) diperkirakan akan ditunda menunggu kondisi kembali pulih.

Jika dilihat dari sisi fundamental ekonomi, sebenarnya dapat dikatakan bahwa kondisinya masih relatif kuat yang dicirikan oleh kredit bermasalah perbankan (Non Performing Loan/ NPL gross) yang lebih kecil daripada 5% yang menunjukkan masih sehatnya sistem intermediasi, Loan to Deposit Ratio (LDR) lebih kecil daripada 80% yang menunjukkan masih cukupnya likuiditas, Capital Adequacy Ratio (CAR) sekitar 16% (Agustus 2008) yang menunjukkan kuatnya permodalan bank, tingkat depresiasi rupiah lebih kecil daripada 5% yang menunjukkan stabilnya nilai rupiah, inflasi terkendali walaupun akhir-akhir ini melebihi angka psikologis 10%, cadangan devisa yang cukup untuk empat bulan impor (per 7 Oktober 2008 USD 52,4 miliar).

Walaupun demikian, sejumlah analis mempertanyakan beberapa masalah, misalnya ekonom Suharsono Sagir2 yang melihat bahwa kondisi fundamental ekonomi Indonesia sebenarnya masih kurang kuat karena pertumbuhan ekonomi selama beberapa tahun terakhir ini tidak mampu melebihi tiga kali pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk saat ini menurut Biro Pusat Staistik (BPS) adalah 2,6%, sehingga agar fundamental ekonomi kuat dibutuhkan 7,8% pertumbuhan ekonomi. Hal yang belum pernah tercapai selama beberapa tahun terakhir ini.

Disamping itu, kontribusi sektor manufaktur juga mulai menurun, sehingga akan memperlemah fundamental ekonomi. Misalnya di tahun 2006 kontribusi manufaktur terhadap pendapatan nasional mencapai 27,5 % namun turun menjadi 27% tahun 2007 dan saat ini menjadi 26%.



Dampak ke Perbankan Indonesia

Menurut Raden Pardede (Ketua Pelaksana Forum Stabilitas Sistem Keuangan, Departemen Keuangan RI) dampak krisis ini diperkirakan tidak terlalu besar karena portfolionya sebagian besar di sektor riil (kredit), tidak pada instrumen derivatif. Dampak ke perbankan lebih pada kesulitan mendapat credit line di perbankan internasional karena hilangnya kepercayaan pasar terhadap bank-bank, bukan kepada perbankan nasional sendiri.

Adapun perbedaan penanganan krisis perbankan 1998 dengan saat ini adalah adanya kelemahan fundamental ekonomi saat itu seperti nilai rupiah yang over-valued, cadangan devisa yang kurang kuat, serta sistem perbankan yang terlalu ekspansif memberi kredit, dengan melanggar legal lending limit sementara modalnya lemah.

Disamping itu, saat krisis sudah semakin parah, tidak ada garis pemandu untuk menanggulangi krisis, bahkan pemerintah saat itu masih sangat percaya diri bahwa fundamental ekonomi masih kuat padahal krisis sudah di depan mata dan tidak berbuat apa-apa hingga akhirnya rupiah tembus lebih dari Rp 15.000/USD. Akibatnya Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dimanipulasi dan berubah fungsi menjadi keuntungan bagi para pemilik bank nakal. Pemilik bank dan deposan tidak terlalu dirugikan karena adanya program penjaminan. Oleh karena itu wajar jika saat ini pemerintah belajar dari masa lalu dengan tidak mau menjamin deposan hingga lebih daripada Rp 2 miliar (kurang lebih 90% dari total DPK).

Saat ini pemerintah bersama Bank Indonesia relatif sangat responsif dengan dikeluarkannya kebijakan-kebijakan seperti tersebut di depan. Dampak utama dari krisis bagi bank adalah terjadinya perebutan dana terutama deposito setelah tahun ini bank-bank menggenjot tabungannya. Ini rasional bagi deposan mengingat pada kondisi krisis kecenderungan meraup bunga yang lebih tinggi yang paling mungkin tentunya dari deposito karena penanaman dana di pasar modal masih belum kondusif. Tentunya tenor yang paling disukai adalah yang singkat 1-3 bulan. Bank akan haus likuiditas akibat ekspansi yang besar di tahun 2008 ini. Per Agustus 2008 komposisi DPK adalah giro 26% (Rp 405 triliun), tabungan 29% (Rp 452 triliun) dan deposito 45% (Rp 676 triliun).
Dana-dana yang berasal dari lembaga keuangan non-bank seperti asuransi dan dana pensiun diperkirakan akan masuk ke perbankan karena masih trauma dengan penanaman dana di pasar modal. Hal yang harus diperhatikan bank terutama adalah nasabah dengan dana lebih dari Rp 2 miliar yang tidak dijamin LPS, yang tentunya rawan terhadap isu dan bisa menjadi pemicu terjadinya rush di bank.

Dampak lain dari krisis terhadap perbankan adalah: (i) kredit macet terutama di kartu kredit karena hal ini paling mudah dilakukan debitur; (ii) Kredit Perumahan (KPR) akan terhambat, kecuali kredit properti rumah/apartemen mewah dan kredit KPR untuk rumah pertama (Rp 150 juta sampai Rp 1 miliar); (iii) perusahaan multifinance akan kesulitan memperoleh kredit bank sehingga kredit otomotif dan barang elektronik akan terhambat juga. Sementara itu, kredit mikro Rp5 juta ke bawah akan semakin diminati namun juga menghadapi risiko yang semakin tinggi karena kredit ini bisa berubah penggunaan dari bisnis menjadi konsumsi, yang berakibat ketidakmampuan konsumen mengembalikan kreditnya.

Selain itu perbankan juga perlu mewaspadai kinerja debitur terutama di beberapa komoditas yang kinerjanya telah melemah antara lain TPT, produk kimia, produk elektronik, karet, coklat, kopi dan CPO.
















Grafik prediksi lajunya inflasi dan pertumbuhan BI-rate periode Januari 2008-Oktober 2009.




Kesimpulan

Krisis finansial yang bermula di AS saat ini dampaknya telah meluas ke seluruh dunia termasuk ke Indonesia. Dampak lanjutan dari krisis finansial ini diperkirakan akan mempengaruhi sektor riil. Ekonomi Indonesia diperkirakan akan terpengaruh oleh situasi ini, namun dampaknya diperkirakan tidak separah krisis 1998.














Referensi

www.detikfinance.com
www.danareksa-research.com
www.setneg.co.id
www.kompasiana.com
www.scribd.com