Sunday 27 September 2009

introduction to sociology

Analisa Artikel
Bencana Situ Gintung
Tanggul Situ (Danau) Gintung yang terletak di daerah Cirendeu, Ciputat di Tangerang Selatan jebol. Air pun mengalir keluar dan menggenangi perumahan warga. Sampai berita ini dibuat korban tewas sudah mencapai lebih dari 70 orang.
Bencana jebolnya tanggul terjadi pada hari jumat tanggal 27 maret 2009 sekitar pukul 05.00. Sebelumnya pada hari Kamis, 26 Maret 2009, hujan memang turun cukup deras.
Kebetulan saya berada di sekitar lokasi karena memang rumah kami melewati daerah jalan Ciputat Raya. Hujan yang datang membuat banjir di jalan raya, sehingga perjalanan pulang yang biasanya ditempuh 45 menit (dari Lebak Bulus ke Ciputat = 5 km) menjadi lebih dari 2 jam.
Lokasi yang terkena bencana antara lain pemukiman warga kampung Poncol, pemukiman warga kampung Gintung, kampus Universitas Muhammadiyah, perumahan Cirendeu Permai dan perumahan Bukit Pratama. Kedalaman Situ Gintung ialah 10 meter dengan luas 21 hektar. Tempat ini dibuat pada tahun 1932 oleh pemerintahan Belanda. Tanggul ini memang kelihatan sudah mengalami keretakan sehingga warga sekitar pun meminta perbaikan kepada pemeritah tetapi sejauh ini belum ada tanggapan berarti.
source : http://oneunitedearth.com/2009/03/28/bencana-situ-gintung/
Analisa :
Satu hal yang muncul dalam benak setiap orang pada saat mendengar bencana bobolnya tanggul Situ Gintung tentu saja bahwa bencana akan datang tanpa mengenal orang, waktu maupun tempat. Bagaimana tidak ? Tidak akan ada orang menyangka bahwa akan terjadi suatu tsunami berukuran sedang di lokasi yang bahkan tidak berdekatan dengan laut. Bencana ini tentu saja mengingatkan semua orang untuk lebih dekat kepada Tuhan YME dan lebih sadar bahwa hidup hanya sementara dan perlu diisi dengan kegiatan yang lebih bermanfaat.
Selain itu sisi lain yang perlu diperhatikan tentu saja adalah kinerja pemerintah dalam pemeliharan Tanggul Situ Gintung. Apabila pemerintah lebih tanggap dalam merawat dan mengawasi kondisi tanggul, maka bencana ini mungkin saja tidak akan terjadi. Pemerintah cenderung lalai dalam melakukan pengawasan, sehingga mereka tidak sadar bahwa keadaan Tanggul Situ Gintung sudah mengalami keretakan di beberapa bagian. Keluhan masyarakat bahwa pihak pemerintah justru terlihat bersikap masa bodoh tentu saja semakin menurunkan wibawa pemerintah. Akibatnya terjadilah bencana Situ Gintung ini yang menghabiskan banyak korban jiwa, ironisnya pada akhirnya justru pihak pemerintah pula yang akan kerepotan dan mengeluarkan banyak biaya dalam menangani bencana ini. Apabila suatu tindakan kecil dari pemerintah untuk memperbaiki tanggul dilakukan tentu saja akan mencegah bencana ini dan pemerintah tidak perlu melakukan pengeluaran-pengeluaran lain. Pada akhirnya bencana ini mengajarkan kita semua untuk berkaca pada diri kita sendiri dan tentu saja pemerintahan negara kita tercinta Indonesia.

No comments:

Post a Comment