Tuesday 29 September 2009

keterbelakangan pendidikan indonesia

Enam puluh tahun yang lalu bangsa Indonesia melalui pemimpinnya telah menyatakan memerdekakan dirinya. Selama ini pula, benih-benih kemerdekaan masih belum sepenuhnya dirasakan oleh sebagian besar anak negeri ini. Pembangunan yang terpusat. Kesenjangan sosial yang masih tinggi. Pendidikan yang belum mencerdaskan. Hingga hilangnya kesempatan terhadap sumber kehidupan pada sebagian besar anak negeri ini.
Pendidik. Aset negeri yang menjadi tulang punggung bagi upaya pencerdasan, hingga hari ini masih berkutat pada kekurangan jumlah dan minimnya kesejahteraan bagi pendidik. Gaji guru yang masih sangat kecil, berimbas pada kualitas pendidikan. Minimnya tenaga pendidik, juga menjadikan para siswa tidak memperoleh proses pembelajaran yang berkualitas.
Begitu banyaknya unit sekolah yang masih kekurangan tenaga guru, dikarenakan guru sudah menjadi sebuah profesi, bukan lagi sebuah pengabdian. Para pendidik masih terlalu banyak berkumpul di pusat-pusat keramaian wilayah, menjadikan begitu banyaknya anak negeri yang akhirnya lebih banyak meluangkan waktunya untuk belajar secara mandiri.
Ironis. Di saat kebangkitan para pendidik, ditengah semakin minimnya para ?pahlawan tanpa tanda jasa?, masih banyak pihak, yang hanya berkutat dengan perebutan kekayaan negeri, mengkebiri kebangkitan kekritisan generasi negeri ini. Mungkin penting bagi para pendidik, agar jangan terlalu kritis dan kreatif, karena akan di?mati?kan oleh penguasa negeri.
Buku, sebagai salah satu sumber ilmu, hingga hari ini masih belum diperuntukkan bagi orang miskin. Melambungnya harga-harga buku, menjadikan buku-buku tak mampu lagi terbeli. Buku yang digunakan sebagai alat bantu belajar di sekolah pun, masih menjadi barang dagangan yang kian hari kian tak terbeli.
Indonesia harusnya mampu menyediakan buku dan bahan bacaan lain bagi generasi negeri ini dengan murah, bahkan dengan gratis. Perpustakaan sebagai media penyedia bahan bacaan, masih merupakan barang langka di beberapa wilayah.
Alam, masih sangat jauh dijadikan sebagai tempat belajar. Padahal sudah sering kali diketahui bahwa ilmu lahirnya dari apa yang diamati dari alam. Pelajar masih sangat dijauhkan dari alam sekitarnya dalam proses-proses belajar, dikarenakan sebagian besar proses belajar-mengajar berada dalam ruangan tertutup yang membutakan pelajar terhadap kondisi sekitarnya.
Begitu banyaknya ilmu yang ada di alam, dan harusnya dapat menjadi tempat menggali dan menemukan rahasia-rahasia baru, sudah saatnya mulai dibangkitkan terhadap generasi negeri ini. Begitu banyaknya peneliti asing yang masuk ke Indonesia, walau hanya dengan visa turis, telah menggali kekayaan negeri ini untuk kemudian dijadikan kekayaan intelektual asing. Akan sangat bermanfaat, bilamana rahasia kekayaan alam Indonesia, ditemukan sendiri oleh generasi negeri ini.
Belajar pada alam, selain sebagai langkah menuju pembongkaran rahasia alam, juga akan berimbas pada pemicu ruang kritis pada generasi negeri. Juga dengan belajar pada alam, akan menjadikan generasi negeri ini menjadi lebih bijak dalam menjaga tabungan kekayaan alam negeri ini, agar tak selalu dikuras oleh kepentingan-kepentingan penjajah melalui investasi maupun hutang luar negeri.
Mungkin benar bahwa Indonesia telah 60 tahun memproklamirkan kemerdekaannya. Di masa 60 tahun ini pula Indonesia sebenarnya masih dalam keterjajahan. Penguasaan pengetahuan. Penguasaan Teknologi. Penguasaan rahasia alam. Masih sangat minim oleh generasi negeri ini.

No comments:

Post a Comment